Sarang Semut
Saat
Anda mendengar namanya (sarang semut) apa yang ada di benak Anda? Bagi
yang masih asing dengan nama herbal satu ini, akan terkejut bila tahu
bahwa yang dimaksud sarang semut bukanlah sarang dari para semut
melainkan nama sebuah tanaman. Ya tanaman yang satu ini memang
lebih dikenal dengan nama semut dibandingkan dengan nama ilmiahnya
Myrmecodia Pendans. Bukan sarang yang banyak dilihat di dalam tanah,
karena sarang semiut ini merupakan tanaman yang memang terjadi liang
bagi semut. Sarang semut
adalah tumbuhan epifit yang menempel pada tumbuhan asing yang menempel
pada tumbuhan inang. Misalnya adalah pohon kayu putih (Melalueca),
cemara gunung (Casuarina), kaha (Castanoposis), beech (Nothofagus) dan
beberapa jenis kayu lain di hutan. Tumbuhan ini memiliki batang tunggal
tanpa percabangan dan pangkalnya menggelumbung membentuk bangunan
seperyi umbi yang disebut hipokotil (caudex) permukaannya kasar dan
dipenuhi duri tajam. Hipokotil ini memiliki dahing yang biasanya
digunakan sebagai rumah atau sarang semut sehingga berongga-rongga, oleh
karena itu tumbuhannya disebut sebagai tumbuhan sarang semut.
Bagian batang yang membesar ini yang biasanya disebut umbi. Jadi
berbeda dengan umbi yang biasanya merupakan bagian batang yang ada di
dalam tanah. Sarang semut terlihat menggantung pada pohon inangnya.
Tumbuhan sarang semut banyak tumbuh di Malaisya, Filipina, Kamboja, Sumatera, Kalimantan, Jawa Papua, Papua Nugini, Cape York sampai ke Kepulauan Solomon. Di Papua sendiri populasi sarang semut banyak karena daerahnya sebagian besar adalah dataran tinggi, tempat yang tepat bagi tumbuhan sarang semut untuk berkembang biak, ayitu diatas 600 mdpl. Satu hipokotil/umbi sarang semut selalu dihuni oleh hanya satu jenis semut. Tercatat, ada 26 jenis tumbuhan sarang semut. Dan tumbuhan sarang semut yang dipakai untuk pengobatan adalah spesies Myrmecodia pendens Merr & Perry. Jenis ini banyak tumbuh di daerah wamena, Papua. Sarang semut jenis ini dihuni oleh semut jenis Ochetellus sp. Semut bersarang di dalam umbi sarang semut karena di dalamnya tersedia cukup makanan dalam bentuk karbohidrat sehingga merasa aman. Karena permukaan umbi dipenuhi duri.
Selain itu Myrmecodia pendes termasuk dalam suku Rubiaceae jenis atau spesies lain adalah M. tuberose bellosa, M. uberosa versteegii, M, tuberose pulvinata, M tuberose papuana, M. tuberose manusensis dan M. tuberose dahlil. Disamping Myrmecodia terdapat jenis atauu spesies lain yaitu Hydnophitum, tetapi yang banyak digunakan adalah jenis atua spesies Myrmecodia. Jadi ada kerja sama yang berisfat simbiosis mutualisis antara sarang semut, tumbuhan inang dan semut. Hasil simbiosis ini adalah bermacam-macam metabolit terdapat dalam daging umbi yang berongga-rongga yaitu kabohidrat, tannin dan berbagai macam flavonoid. Hasil simbiosis inilah yang menyebabkan sarangs emut (yang sudah ditinggalkan semutnya) memiliki khasiat sarang semut sebagai obat.
Sumber : http://khasiatsarangsemut.com/
Tumbuhan sarang semut banyak tumbuh di Malaisya, Filipina, Kamboja, Sumatera, Kalimantan, Jawa Papua, Papua Nugini, Cape York sampai ke Kepulauan Solomon. Di Papua sendiri populasi sarang semut banyak karena daerahnya sebagian besar adalah dataran tinggi, tempat yang tepat bagi tumbuhan sarang semut untuk berkembang biak, ayitu diatas 600 mdpl. Satu hipokotil/umbi sarang semut selalu dihuni oleh hanya satu jenis semut. Tercatat, ada 26 jenis tumbuhan sarang semut. Dan tumbuhan sarang semut yang dipakai untuk pengobatan adalah spesies Myrmecodia pendens Merr & Perry. Jenis ini banyak tumbuh di daerah wamena, Papua. Sarang semut jenis ini dihuni oleh semut jenis Ochetellus sp. Semut bersarang di dalam umbi sarang semut karena di dalamnya tersedia cukup makanan dalam bentuk karbohidrat sehingga merasa aman. Karena permukaan umbi dipenuhi duri.
Selain itu Myrmecodia pendes termasuk dalam suku Rubiaceae jenis atau spesies lain adalah M. tuberose bellosa, M. uberosa versteegii, M, tuberose pulvinata, M tuberose papuana, M. tuberose manusensis dan M. tuberose dahlil. Disamping Myrmecodia terdapat jenis atauu spesies lain yaitu Hydnophitum, tetapi yang banyak digunakan adalah jenis atua spesies Myrmecodia. Jadi ada kerja sama yang berisfat simbiosis mutualisis antara sarang semut, tumbuhan inang dan semut. Hasil simbiosis ini adalah bermacam-macam metabolit terdapat dalam daging umbi yang berongga-rongga yaitu kabohidrat, tannin dan berbagai macam flavonoid. Hasil simbiosis inilah yang menyebabkan sarangs emut (yang sudah ditinggalkan semutnya) memiliki khasiat sarang semut sebagai obat.
Sumber : http://khasiatsarangsemut.com/
0 komentar:
Posting Komentar